Pulau Wawonii merupakan Pulau yang teletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi yaitu tepatnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam Bahasa Wawonii Nama Pulau Wawonii berasal dari Kata "Wawo" artinya "Atas" atau "Tempat yang tinggi/di anggap tinggi" sedangkan "Nii" artinya "Kelapa".
Kalapaeya hanya dipersembahkan untuk turunan mokole Wawonii atau untuk keluarga kerajaan saja dengan tingkatan yang berbeda-beda. Sebenarnya penggunaan Kalapaeya sangatlah sakral. Tapi tidak sedikit dari masyarakat Pulau Wawonii yang mengerti betul bagaimana pembuatan dan penggunaannya dengan tepat. Sekitar abad ke-16 Keluarga Raja juga telah mengenal tulisan yang disebut dengan Ejaan Laembo. Sayangnya tulisan ini tidak di ajarkan pada masyarakat luas. Jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi mengenai hal tersebut.

(Gambar : Kalapaeya)
Dalam
adat pernikahan, Mahar yang diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita
bukanlah berupa uang melainkan berupa Pohon Kelapa. Semakin tinggi derajat
seorang wanita maka semakin banyak pula pohon kelapa yang disebutkansebagai mahar perkawinan. Setelah berakhirnya sistem kerajaan, beberapa orang
memutuskan untuk menyetarakan nilai mahar perkawinan dengan alasan kemanusiaan.
Meskipun demikian sebagian masyarakat adat masih memegang teguh ketentuan pada
nilai mahar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Wawonii menurut saya adalah Pulau yang memiliki wisata yang lengkap karena di pulau wawonii ini terdapat pantai, air terjun, danau, sungai dan masih banyak lagi. jadi buat para pembaca kalo penasaran keindahan wisata yang ada di wawonii, mudah kok kalo mau tau informasinya tinggal berselancar (browsing) saja di google, tulis Air Terjun Tumburano atau kalo mau lihat pantai bisa cari Pantai Kampa.
Wawonii selain dikenal dengan banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di pulau ini, wawonii juga dikenal dengan stigma negatif yakni yang dikenal dikalangan orang orang sulawesi tenggara bahwa orang wawonii memiliki ilmu hitam (DOTI semacam santet atau pelet). Sejak dahulu orang wawonii dianggap pandai dalam ilmu hitam / doti (semacam santet atau pelet), katanya pandai mengguna gunai seseorang hingga orang itu sakit dan tidak dapat diobati dengan cara medis. Karena hal itu masyarakat luar wawonii segan untuk berteman, atau menjalin hubungan serius dengan orang wawonii. Takut ancaman doti doti jika sampai hati menyakiti orang wawonii, secara sadar ataupun tidak stigma negatif ini telah tumbuh dan telah memarginil orang orang berlabel wawonii.
Menjustis Wawonii dengan segala praduga bermodalkan cerita dongeng masyarakat adalah hal yang keliru, untuk mengenal jauh seseorang itu tentunya kita harus bertemu terlebih dulu dengan orang tersebut. Fakta baik atau tidaknya orang tersebut akan diperoleh ketika sudah bertemu. Begitupun perihal wawonii, jika kamu ingin tahu tentang wawonii maka kamu harus berkunjung ke wawonii, kemudian membaur ke masyarakat. Saya orang wawonii, walu demikian saya sejak kecil lahir di kendari dan ingin membuktikan perihal daerah saya, setelah saya ke wawonii, wawonii sama halnya daerah lainnya. Pulaunya aman untuk di kunjungi, orang orangnya bermasyarakat tak sungkan berbagi cerita dan sangat menyangsingkan orang - orang yang masih memelihara stigma negatifnya tentang wawonii.
Kepada setiap pembaca yang masih memiliki stigma negatif terhadap orang wawonii, segeralah datang berkunjung ke wawonii dan buktikan sendiri faktanya. Masyarakat wawonii tidak ingin di anggap jago doti doti.
Wawonii menurut saya adalah Pulau yang memiliki wisata yang lengkap karena di pulau wawonii ini terdapat pantai, air terjun, danau, sungai dan masih banyak lagi. jadi buat para pembaca kalo penasaran keindahan wisata yang ada di wawonii, mudah kok kalo mau tau informasinya tinggal berselancar (browsing) saja di google, tulis Air Terjun Tumburano atau kalo mau lihat pantai bisa cari Pantai Kampa.
Wawonii selain dikenal dengan banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di pulau ini, wawonii juga dikenal dengan stigma negatif yakni yang dikenal dikalangan orang orang sulawesi tenggara bahwa orang wawonii memiliki ilmu hitam (DOTI semacam santet atau pelet). Sejak dahulu orang wawonii dianggap pandai dalam ilmu hitam / doti (semacam santet atau pelet), katanya pandai mengguna gunai seseorang hingga orang itu sakit dan tidak dapat diobati dengan cara medis. Karena hal itu masyarakat luar wawonii segan untuk berteman, atau menjalin hubungan serius dengan orang wawonii. Takut ancaman doti doti jika sampai hati menyakiti orang wawonii, secara sadar ataupun tidak stigma negatif ini telah tumbuh dan telah memarginil orang orang berlabel wawonii.
Menjustis Wawonii dengan segala praduga bermodalkan cerita dongeng masyarakat adalah hal yang keliru, untuk mengenal jauh seseorang itu tentunya kita harus bertemu terlebih dulu dengan orang tersebut. Fakta baik atau tidaknya orang tersebut akan diperoleh ketika sudah bertemu. Begitupun perihal wawonii, jika kamu ingin tahu tentang wawonii maka kamu harus berkunjung ke wawonii, kemudian membaur ke masyarakat. Saya orang wawonii, walu demikian saya sejak kecil lahir di kendari dan ingin membuktikan perihal daerah saya, setelah saya ke wawonii, wawonii sama halnya daerah lainnya. Pulaunya aman untuk di kunjungi, orang orangnya bermasyarakat tak sungkan berbagi cerita dan sangat menyangsingkan orang - orang yang masih memelihara stigma negatifnya tentang wawonii.
Kepada setiap pembaca yang masih memiliki stigma negatif terhadap orang wawonii, segeralah datang berkunjung ke wawonii dan buktikan sendiri faktanya. Masyarakat wawonii tidak ingin di anggap jago doti doti.
Beda Suku, Beda Daerah Beda Pula Adat Budayanya. Bhinneka Tunggal Ika
Komentar
Posting Komentar